Minggu, 21 Juni 2015

PENANTIAN CINTA YANG SIRNA OLEH MASA



Sendawa tawa sirna dalam purnama
Menenun cinta di sisi angkara dinamika
Berlindung jiwa di nadi cinta yang tiba
Namun tersisih hilang dalam gejolak masa

Bila tiba mu hanya untuk menepikan raga
Demi apa pujian mu yang mengundang rasa
Mungkinkah hanya mencoba titip luka belaka
Atau hanya ingin unjuk diri sang penakluk cinta

Kini ku diam hanya mampu meniti perasangka
Tanpa bicara hembusan napas beriring air mata
Mereka-reka jiwa mu sebab apa hilang seketika
Namun yang kutemui menara haru di paris mata.

Dari alam waktu kurias warna pelangi
Berharap indahnya mendamaikan hati
Kulukis sinar bumi dengan jemari hati
Dalam satu mimpi damai akan bersemi

Seperti takdir hadir mu di pipian hari ini
Ku ukir istana mimpi beriring hiasan jati
Dan kubaluri sisi dengan sair tarian hati

Selaput malam menutup sudut pandang..
Melahirkan hayalan tentang cinta
yang dulu pernah datang.. Haru sepi terniang dalam memori ingatan..
Berharap kandatang satu waktu untuk ku genggam..
Dalam ulang kisah yang terlewat dan tiada mampu terlupakan..

Namun sAdarkah ku mebunuh hati ku sendiri?

Ingin ku pilih bertahan dengan pujaan hati
namun titik jiwa disuguhi dua pilah satu sisi
Pertahan dalam keluarga cinta harus kuahiri
Atau abaikan sair restu menjemput cinta hati

TUHAN Sunguh ku takuasa menatap keruh ini
Tamungkin yang mengasuh diri kusisih di sini
Jika mungkin ini takdir hati yang harus kuselami
Hamba pinta bunuh cinta antara kami di bumi ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar